Di jajaran birokrasi pemerintahan, sudah lama ada kebiasaan di akhir tahun anggaran membuat proyek ”baru” dan sifatnya dadakan. Proyek ”baru” tersebut sering dituding sebagai cara ramai-ramai birokrasi ”menghabisi” sisa anggaran departemen supaya seluruh anggarannya bisa terserap dan tahun depan bisa mengajukan yang lebih besar lagi.
Di Istana Negara dan Istana Merdeka, penggantian karpet merahnya oleh pengelola Rumah Tangga Istana baru-baru ini sempat dituduh melakukan kebiasaan tersebut.
Di Istana Wakil Presiden juga ada tuduhan sejenis. Pasalnya, tiba-tiba semua pohon dan tanaman besar di halaman Istana Wapres ditempeli papan nama yang bertuliskan nama jenis pohon. Padahal, sebelumnya pohon dan tanaman itu tak bernama. Seorang staf di Istana Wapres sempat berkomentar, ”proyek” kecil-kecilan itu untuk menghabiskan anggaran Sekretariat Wapres yang masih tersisa.
Membantah
Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Achmad Rusdi membantah. ”Penggantian karpet itu sudah kami rencanakan setahun lalu, bukan untuk menghabiskan anggaran akhir tahun,” ujarnya, seraya menyebut karpet merah itu belum diganti sejak Presiden Megawati Soekarnoputri.
Deputi Seswapres Bidang Administrasi Henry Sulistyo mengatakan, ”Pembuatan papan nama pohon itu sudah direncanakan lama, namun realisasinya baru sekarang. Tidak benar sekadar menghabiskan anggaran.”
Diakui Henry, pembuatan sekitar 100 papan nama itu nilainya di bawah Rp 50 juta.
Namun, di mata Inspektur Jenderal Departemen Keuangan Hekinus Manao, kecenderungan sejumlah birokrasi pemerintah menghabiskan dana di akhir tahun anggaran sudah lama menjadi keprihatinannya.
Sumber Disini
No comments:
Post a Comment
Matur sembah nuuwun sudah sudi mampir dan beri komentar.. Jangan lupa kembali lagi Yach...