Budidaya Lobster Air Tawar

1. PENGANTAR

Permintaan pasar lobster air tawar di dalam negeri bisa dikatakan cukup tinggi. Hal ini disebabkan belum banyak yang mengetahui keberadaan lobster air tawar. Kebanyakan orang hanya mengetahui lobster air laut yang ditangkap oleh nelayan. Produksi domestik lobster air tawar belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini disebabkan belum banyak petani yang menggeluti budidaya lobster air tawar. Lobster air tawar tidak membutuhkan perawatan secara intensif. Pembudidayaannya juga relatif mudah jika dibandingkan dengan sesama jenis udang lainnya.

2. FAKTOR TEKNIS
Faktor teknis yang perlu diperhatikan budidaya lobster air tawar,antara lain :

Sumber air

Air yang bisa digunakan adalah air sumur, air PAM. Jika menggunakan air PAM sebaiknya air kolam tersebut diaerasi kuat selama 1 hari penuh untuk menghilangkan kadar clorin atau kaporit. Jika masih berbau kaporit atau klorin, masukkan. Natrium tio sulfat (Na S O ) dengan dosis 1 kristal untuk 30 liter air.Adapun kualitas air yang dibutuhkan adalah pH 7-8, suhu 20 30 C, tingkat kandungan O terlarut minimal 3,5 ppm dan CO maksimal 10 ppm

Bak Pemeliharaan

Merupakan tempat pemeliharaan untuk pembesaran. Luas kolam disesuaikan dengan lahan yang tersedia, bahkan kolam yang terlalu luas akan sulit untuk mengontrolnya terutama jika ada lobster yang molting.

Pipa Paralon atau Roster

Merupakan tempat persembunyian lobster air tawar dan berlindung dari sinar cahaya yang berlebihan. Jumlah pipa paralon yang dibutuhkan minimal sama dengan jumlah lobster yang akan ditebar

Aerator

Aerator berfungsi untuk menambah jumlah O terlarut dalam air, sehingga lobster akan tetap sehat dan tidak mudah stres.

Pelindung (Atap) dari Plastik atau Terpal

Berfungsi untuk menjaga kondisi air tetap jernih. Jika air kolam terkena sinar matahari akan menyebabkan lumut pada kolam tersebut.

3. PENEBARAN

Lobster air tawar dibesarkan dalam kolam mulai ukuran 1,5 2 inch (4 -5 cm) dengan padat tebar sekitar 50 60 ekor/m serta ketinggian air 25 cm. Lobster yang akan ditebar diaklimatisasi terlebih dahulu dengan cara meletakkan lobster beserta tempatnya (kantong plastik) sampai kantong tersebut mengembun. Kantong dibuka dan biarkan lobster keluar perlahan-lahan.

4. PEMBERIAN PAKAN

Pemberian pakan pada benih lobster berupa pellet serta diberi tambahan pakan alami seperti ketela, kecambah, keong mas, kentang, bekicot, kubis, wortel, cacing sutera atau cacing merah. Pakan diberikan tiga kali sehari, pagi jam 06.00, siang jam 14.00 dan sore hari jam 18.00, jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah benih yang ada serta kemampuan benih dalam mengkonsumsi pakan yang diberikan, sebagai gambaran lobster dewasa, membutuhkan pakan sekitar 1,5% dari berat tubuhnya.

5. PENGURASAN DAN PENGGANTIAN AIR BAK
Pengurasan dan penggantian air sangat penting karena sisa pakan dan kotoran benih mengandung kadar amoniak yang tinggi sehingga bila tidak dibuang dapat mengakibatkan lobster stress dan nafsu makan berkurang akhirnya lobster akan mati

6. PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT
Sampai sekarang belum ditemukan satu pun jenis penyakit yang menyerang lobster, namun demikan pembudidaya harus tetap waspada karena penyakit muncul karena jarang sekali pergantian air sehingga akan muncul penyakit baru. Hewan yang harus diwaspadai adalah tikus, ular dan kucing.

7. PEMANENAN LOBSTER
Pemanenan lobster dari bak pembesaran dibedakan menjadi dua, yaitu pemanenan lobster untuk konsumsi dan pemanenan lobster untuk calon induk.

Pemanenan Lobster Untuk Konsumsi
Lobster mulai bisa dipanen pada umur 6 7 bulan atau mencapai ukuran 90 100 gram/ekor atau size 10 12 ekor/kg. Sedangkan untuk pasar ekspor, ukuran yang diminta adalah 150 200 gram/ekor atau 5 7 ekor/kg.

Pemanenan Lobster Untuk Induk
Biasanya pemanenan ini dilakukan lebih cepat bila dibandingkan dengan pemanenan lobster untuk konsumsi. Pemanenan dilakukan mulai umur 3 4 bulan, dengan cara memperhatikan satu per satu anakan lobster yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan lainnya, yang kemudian dipindah di akuarium calon indukan, dengan batasan 5 10 % yang boleh dipanen untuk calon induk dari jumlah keseluruhan.

8. ANALISA USAHA
Beberapa asumsi yang digunakan dalam menghitung biaya dan pendapatan dalam usaha pembesaran lobster air tawar :
Lama budidaya sekitar satu tahun dengan panen 2 kali
Harga beli benih lobster Rp. 2.500,-
Tingkat kematian 20% (SR = 80%)
Harga jual lobster konsumsi Rp. 100.000,- /kg
Biaya investasi dengan bunga20% per tahun
Ukuran kolam dari terpal 3 x 3 x 0,5msebanyak 6bh
Benih yang dibutuhkan 300 ekor/kolam

Biaya Investasi
Bak kolam 6bh x @Rp.500.000,- =Rp. 2.500.000,-
Pompa 2 bh x @Rp. 300.000,- =Rp. 600.000,-
Paralon 30 btg x @Rp. 10.000,- =Rp. 3.000.000,-
Peralatan lainnya =Rp. 300.000,-
Jumlah =Rp. 6.400.000,-

Biaya Operasional
Benih 300 ekor, 6 bak 2 kali budidaya 300 x 6 x 2 x Rp. 2.500,- =Rp. 9.000.000,-
Pakan 1 thn 400kg x @Rp.10.000,- =Rp. 4.000.000,-
Listrik =Rp. 600.000,-
Perawatan alat =Rp. 300.000,-
Bunga Bank 20% =Rp. 1.280.000,-
Lain - lain =Rp. 500.000,-
Jumlah =Rp. 15.680.000,-

Penerimaan
Total lobster yang akan dipanen 80% x 3600 benih 2880 ekor dengan asumsi 1kg isi 10 ekor 288kg x Rp.100.000,- x 2panen =Rp. 57.600.000,-

Pendapatan
Penerimaan -Total biaya operasional = Rp. 41.920.000,-
Pendapatan Perbulan = Rp. 3.490.000,-

Return Cash Ratio (R/C)

RC=(total penerimaan)/(total biaya)

RC=(Rp.41.920.000,-)/(Rp.15.680.000,-)

= 2,67

Artikel Yang Berhubungan