Direkomendasikan Kepada Pengunjung Blog "Tempat Cangkruk Arek Agribisnis" memakai Mozilla Firefox agar mendapatkan tampilan yang apik.. Terima Kasih Telah Sudi Mampir Di Blog Kami.. "Jayalah Negeriku - Jayalah Perikananku"

01 January, 2009

Agresi Zionis Israel Masih Berlanjut


TAK terkira kepiluan yang dirasakan oleh Nael al Samouni. Bayangkan, hanya dalam kurun waktu 12 hari dia harus kehilangan 60 anggota keluarga besarnya. Semuanya disebabkan gempuran serdadu Israel di wilayah tempat pria 36 tahun itu tinggal, yakni Zeitoun, dekat Kota Gaza.

Kepedihan tersebut bermula dari serangan darat Israel ke Gaza Senin lalu (5/1). Tanpa ampun, para serdadu Israel memberondongkan peluru ke rumah besar tempat keluarga besar Samouni
tinggal.Yang hingga kini masih terngiang-ngiang dalam benak Samouni, seorang anggota keluarganya roboh diterjang peluru penembak gelap Israel. Peristiwa itu terjadi di depan matanya. ”Kami lari dari persembunyian dan anggota keluarga saya berpencar entah ke mana,” ucapnya kepada The Daily Telegraph. ”Saya mendengar letusan senjata. Saya terus berlari. Tak ada lagi yang bisa saya lakukan,” paparnya.
Wael, kerabat lain Samouni, bersaksi tentang kejadian hari itu. Serdadu Israel, terang dia, memaksa sekitar seratus orang masuk ke rumahnya. Padahal, masing-masing memiliki rumah pribadi.

Di sana mereka berdesak-desakan hingga pagi menjelang. Senin pukul 06.35, rumah itu tiba-tiba ditembak secara brutal dengan senjata-senjata Israel. Tembakan tersebut berlangsung terusmenerus untuk beberapa lama. ”Saya lihat ibu dan bapak serta tiga anak saya tewas. Darah
bercecer di mana-mana. Kebanyakan tewas karena terhimpit reruntuhan bangunan,” tegasnya.
Setelah kejadian itu, Israel langsung memblokade lokasi. Para jurnalis dan petugas medis dilarang masuk. Namun, beberapa korban selamat berhasil menyelundupkan informasi untuk disampaikan kepada komunitas internasional. Palang Merah Internasional juga termasuk yang dilarang masuk. Israel beralasan bahwa kondisi di sana tidak aman. Ambulans Palestina yang hendak memasuki daerah tersebut juga dicekal. Bahkan, beberapa ambulans menjadi sasaran peluru Israel. Tujuh paramedis dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.

Dengan alasan apa lagi wahai engkau Israel? Engkau telah menumpahkan darah saudara kami setiap detik. Dengan alasan membasmi Hamas? dengan alasan apalagi engkau akan menguasai negeri kami? Sesungguhnya kamu adalah kaum yang tidak akan mendapatkan tempat di muka bumi, sampai kapanpun.. laknat Allah selalu menyertai kaummu.. Amiin

Ada lagi berita memilukan
Kebiadaban pasukan Israel terus terungkap. Kemarin, giliran PBB yang membongkar pembantaian yang dilakukan militer Negeri Zionis itu di sebuah rumah di Zeitun, dekat Kota Gaza, berdasarkan keterangan beberapa saksi korban yang selamat dari insiden itu.

Seperti dilansir AFP, dengan dalih ingin menyelamatkan, 110 warga sipil Palestina di digiring masuk ke rumah itu. Namun, misi heroik itu hanyalah topeng. Sehari kemudian, serdadu Israel malah memberondongkan peluru senjata otomatis ke tengah massa yang meringkuk di rumah tersebut. Buntutnya pun otomatis mengerikan. 30 orang tewas seketika.

''Berdasar sejumlah kesaksian, pada 4 Januari, serdadu Israel mengevakuasi sekitar 110 warga Palestina ke sebuah rumah di Zeitun (setengahnya anak-anak) dan mengatakan agar tak kemana-mana. Dua puluh empat jam kemudian, serdadu Israel menembak rumah tersebut berulangkali, menewaskan setidaknya 30 orang,'' kata seorang pejabat PBB kepada Agence France-Presse.

Menurut lembaga PBB untuk bantuan kemanusiaan, OCHA, sepanjang 13 hari serangan Israel hingga kemarin, kejadian itulah yang paling tragis. Bila serangan Israel masih tetap berlanjut dan tak ada satu kekuatan pun yang dapat menghentikan agresi Israel ke Gaza, daftar insiden paling tragis dipastikan akan terus bertambah.

Berdasar catatan OCHA, warga sipil yang berhasil lolos, berlari menyelamatkan diri menuju jalan raya bahkan sambil membawa korban luka-luka yang masih mungkin diselamatkan nyawanya.

"Mereka yang selamat berjalan sejauh dua kilometer ke Jalan Salah Ed Din sebelum diangkut ke rumah sakit oleh kendaraan warga sipil lain. Ada tiga anak-anak, yang paling muda berusia lima bulan dan meninggal begitu tiba di rumah sakit,'' kata sumber internal OCHA.

Salah seorang yang selamat dari pembantaian itu, Meysa Fawzi al Samuni, 19, menjelaskan, yang menyuruh dia dan para warga Zeitun lainnya masuk rumah itu adalah dua tentara Israel.

"Kedua tentara itu kemudian pergi. Setelah itu atap rumah ditembaki dengan misil. Melihat intensitasnya, saya pikir tembakan itu berasal dari pesawat F-16," kata Al Samuni seperti dikutip B'Tselem, organisasi kemanusiaan dan hak asani manusia yang berbasis di Israel.

"Setelah semua bagian rumah runtuh, saya melihat 20-30 orang tewas. Yang luka-luka masih banyak yang tertinggal di rumah itu," lanjutnya.

Israel mengaku tak tahu-menahu tentang insiden tersebut. Mereka menyatakan bakal melakukan investigasi mengenai keabsahan kesaksian korban. ''Dari pemeriksaan inisial, kami sama sekali tak tahu-menahu tentan insiden ini. Kami telah memulai penyidikan tapi masih belum tahu hasilnya,'' kata Avital Leibovich, juru bicara militer Israel.

Artikel Yang Berhubungan



No comments:

Post a Comment

Matur sembah nuuwun sudah sudi mampir dan beri komentar.. Jangan lupa kembali lagi Yach...